Sejarah Desa Kepahyang Kecamatan Luas

0 komentar

Desa Kepahyang terletak di Kecamatan Luas dengan mata pencaharian masyaraktnya sebagai petani. Pada tahun 1935 dibawah kepemimpinan patih Karim desa Kepahyang pindah ke lokasi Perigi. Mulanya desa ini dinamankan desa Lembak yang memang letaknya di dekat sungai Luas dengan topografi yang miring dan rendah. Desa ini sering mengalami banjir pada saat musim hujan tiba. Pada tahun 1960 terjadi pemberontakan ada segerombolan orang yang masuk ke desa.Gerombolan ini menguasai desa Kepahyang, masyarakat desa mengumpulkan keberanian mereka bersatu untuk melawan gerombolan tersebut dan akhirnya dapat dikalahkan.
Pada tahun 1943-1969 adanya pergantian kepemimpinan desa dipimpin oleh Patih Nyantak.Tidak ada pembangunan pada masa kepemimpinan Patih Nyantak. Desa Kepahyang melakukan pemekaran dari desa Bangun Jiwa di bawah kepemimpinan Patih Luwih (1969 -1975 ). Pada tahun 1976 sampai tahun 1990 pemerintahan desa dipimpin oleh patih Buyung. Masih masa pemerinthan patih Buyung Pernah terjadi perkelahian antara dua keluarga yang menewaskan 2 orang dan korban luka-luka sebanyak 3 orang. Perkelahian ini disebabkan oleh masalah keluarga.
Pada tahun 1990-sampai sekarang pemerintahan desa Kepahiang dipimpin oleh patih Herman. Seringnya banjir melanda perkampungan atau desa lembak maka pada tahun 1997 lokasi Kepahyang dibuat transmigrasi SP4 yang namanya Serdang Indah masih dibawah kepemimpinan kepala desa Herman desa Kepahyang Memekarkan diri dari desa Periggi yang dimekarkan menjadi dua desa yaitu desa Kepahyang dan desa Pulau Panggung.
Pada tahun 1974 terjadi peristiwa banjir bandang yang memakan korban jiwa sebanyak 5 orang dan merusak hamparan sawah milik masyarakat desa..Banjir bandangpun terjadi lagi yang menhancurkan hamparan sawah dan memakan korban sebanyak 2 orang. Banjir ini menyebabkan bergesernya sungai Luas yang mulanya merupakan hamparan sawah menjadi sungai dan yang dulunya sungai Luas menjadi sawah. Sawah bisa dikelolah masyarakt membutuhkan waktu yang lama karena banyaknya batuan bukan tanah yang beberapa tahun kemudian baru bisa ditanami. Cerita Bapak Saiful tanah di dekat sungai Luas yang ditanamin padi bila digali maka pada lapisan berikutnya bukan tanah tetapi berupa batuan cadas.
Masyarakat desa Kepahyang ini banyak yang bertani dengan menanam jenis tanaman seperti lada, kopi, coklat. Desa Kepahyang mulanya terkenaal dengan hasil ladanya. Suatu waktu lada petani ini diserang hama penyakit yang mereka sebut dengan matu junjungan, untuk mencari solusi mereka bertanya kepada PPL yang solusinyanya adalan dengan membakar junjungan dan ladanya. Masyarakat tidak puas dengan jawaban petugas PPL tersebut mereka menyatakan kalau hanya dengan cara dibakar mereka bisa dan dampaknya akan merugi para petani. Akhirnya mereka tidak mengambil tindakan pemberantasan hanya dibiarkan saja hasilnya tanaman lada mati semua. Dinas pertanian memberi bantuan biit kepada para petani yaitu jenis tanman karet, coklat, kopi. Sampai sekarang jenis tanaman inilah yang banyak ditanam oleh petani di desa Kepahyang, Baru tahun-tahun ini ada beberapa masyarakat (petani) yang menanam tanaman sawit dengan luas 2 Ha.
Tehnik bertani para petani di desa ini terbilang masih tradisional, baik itu dilihat dari peralatan yang digunakan, penggarapan lahan, cara penanaman, pemeliharaan. Satu kelebihan para petani dari dulu mereka telah menerapkan cara tumpang sari yang mereke sebut dengan kebun campuran.
Share this article :
 
Kaur Semende Maje Nasal : Semende | imrodili | Surel
Copyright © 2010. KAUR SEMENDE - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger Published by Dracoola Media
Thanks To LoenBun